BAB I
PENDAHULUAN
1)
Latar Belakang
Sehubungan
dengan adanya tugas mata kuliah PTI (Pengenalan Teknologi
Informasi), kami akan menjelaskan tentang Green Computing atau lebih
dikenal dengan bahasa komputasi Hijau. Komputasi hijau merupakan suatu jawaban untuk
mengatasi pemanasan global dan efisiensi terhadap pamakaian sumber daya yang
berlebihan. Green computing ini perlu diketahui semua orang sebagai
langkah awal untuk menyelamatkan dunia dari hal yang terkecil.
Apabila
sistem Green computing tidak mulai diterapkan, maka bumi yang kita tinggali ini
lama kelamaan akan habis akan sumber daya. Masih banyak hal yang perlu
diterapkan dalam penggunaan efisiensi teknologi didalam kehidupan kita.
2)
Tujuan
1) Mengetahui pengertian dan
perkembangan Green Computing
2)
Mengetahui manfaat Green Computing dalam kehidupan
3) Mengetahui penerapan Green
Computing dalam kehidupan
3)
Rumusan Masalah
Di makalah ini akan kami sampaikan dan jabarkan mengenai Green Computing,
dimulai dari pengertian Green Computing, sejarah perkembangan adanya konsep
Green Computing, manfaatnya dan berbagai aspek yang berkaitan dengan Green
Computing.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian dan Perkembangan Green
Computing
a)
Pengertian Green Computing
Secara umum Komputasi hijau (Green Computing) atau Green IT, mengacu
pada komputasi ramah lingkungan atau IT Ramah Lingkungan.
Ini adalah studi dan praktek merancang, memproduksi,
menggunakan, dan membuang komputer, server, dan subsistem yang terkait secara
benar, efisien dan efektif dengan dampak minimal atau tidak berdampak terhadap
lingkungan.
Di mana tujuan utamanya adalah untuk mengurangi bahan
berbahaya yang ada dibumi dan memaksimalkan efisiensi energi.
b)
Perkembangan Green Computing
Green Computing ini
dimulai pada tahun 1992, dan US Environmental Protection Agency meluncurkan
Energy Star, yaitu sebuah program yang memberikan label secara sukarela yang
dirancang sedemikian rupa untuk mempromosikan dan pengenalan efisiensi energy
pada monitor, perangkat televisi, kulkas, AC, dan teknologi lainnya yang muncul
dan berkembang semakin pesat disaat kesadaran manusia timbul bahwa sumber daya
lingkungan tidak dapat diperbaharui atau sudah menipis. Energy Star ini
menciptakan sleep mode atau mode tidur pada fungsi monitor komputer, contoh
seperti disaat manusia melakukan aktifitas menggunakan komputer dan setelah itu
melakukan aktifitas lain yang tidak berhubungan dengan menggunakan komputer,
sehingga user bisa melanjutkan aktifitas tanpa harus mematikan komputer atau
komputer dapat ditinggal dalam keadaan sleep mode.
Green Computing disini
untuk menghemat pengeluaran daya yang dikeluarkan disaat daya tersebut sedang
tidak digunakan oleh user. Green Computing merupakan istilah yang diciptakan
tidak lama setelah program Energy Star muncul sebagai konsep IT efisiensi energi
dan ramah lingkungan yang dikembangkan mencakup solusi thin client, energy cost
accounting, virtualization practices, electronic waste, dan lainnya.
Pada saat kampanye
eco-friendly green computing mulai diselenggarakan, industri teknologi
informasi dan komunikasi (information and communication technology) tercatat
memiliki kemajuan sebanyak 3% dari total konsumsi energi dunia. Meski
persentase itu tidak seberapa nilainya, laju peningkatan konsumsi energi oleh
industri ICT yang mencapai 20% per tahun diprediksi akan menggandakan tingkat
konsumsi energi total dunia pada tahun 2030 nanti.
Hal inilah yang mendorong
ditanamkannya aspek-aspek Green Computing mulai dari tahap desain,
pengembangan, implementasi, utilisasi, hingga pembuangan elemen-elemen infrastruktur
teknologi informasi secara efektif dan efisien, serta tidak membawa dampak
buruk bagi lingkungan.
Pemerintah
Banyak lembaga pemerintah terus menerapkan standar dan peraturan
yang mendorong komputasi hijau. The Energy Star Program
direvisi pada bulan Oktober 2006 untuk memasukkan persyaratan efisiensi ketat
untuk peralatan komputer, bersama dengan sistem peringkat berjenjang untuk
produk disetujui.
Beberapa tempat upaya tanggung jawab pada produsen
untuk membuang peralatan itu sendiri setelah tidak lagi dibutuhkan; ini
disebut tanggung jawab produser diperpanjang model.
The Uni Eropa s arahan 2002/95/EC ( Pembatasan Hazardous
Substances Directive ), pada pengurangan zat berbahaya, dan 2002/96/EC
( Limbah Listrik dan Electronic Equipment Directive ) pada peralatan
listrik dan elektronik limbah diperlukan penggantian logam
berat dan penghambat api seperti bifenil
bifenil dan difenil eter bifenil di semua peralatan elektronik
diletakkan di pasar dimulai pada tanggal 1 Juli 2006 . Direktif menempatkan tanggung
jawab pada produsen untuk pengumpulan dan daur ulang peralatan yang lama.
Saat ini ada 26 AS Negara yang telah ditetapkan luas
program daur ulang-negara untuk komputer usang dan konsumen peralatan
elektronik. Undang-undang baik memaksakan sebuah "pemulihan biaya uang
muka" untuk setiap unit yang dijual di ritel, atau mengharuskan produsen
untuk merebut kembali peralatan di pembuangan.
Pada tahun 2009 Pemulihan Amerika dan Reinvestasi Act (AARA)
ditandatangani ke dalam undang-undang oleh Presiden Obama. RUU
dialokasikan lebih $ 70 milyar akan diinvestasikan dalam inisiatif hijau
(energi terbarukan, smart grid, efisiensi energi, dll ...) Pada bulan Januari
2010 Departemen Energi AS diberikan $ 47.000.000 dolar uang AARA terhadap
proyek-proyek yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi energi pusat
data. Proyek akan menyediakan penelitian tentang bidang-bidang berikut
tiga; data center dan perangkat keras perangkat lunak, meningkatkan daya
rantai, pasokan dan pendinginan pusat data.
Industri
a. Climate Savers Computing
Initiative (CSCI) adalah upaya untuk mengurangi konsumsi daya listrik dari
PC dan tidak aktif di negara-negara yang aktif. The CSCI menyediakan
katalog produk hijau dari organisasi anggotanya, dan informasi untuk mengurangi
konsumsi daya PC. Hal ini dimulai pada 2007-06-12. Nama ini
berasal dari World Wildlife Fund Savers Iklim s program, yang
diluncurkan pada tahun 1999. WWF juga merupakan anggota dari
Inisiatif Computing.
b. Green Electronics Council
menawarkan Electronic Product Environmental Assessment Tool (EPEAT)
untuk membantu dalam pembelian "hijau" sistem komputasi.
Dewan mengevaluasi komputasi peralatan pada kriteria 51 - 23 diperlukan dan 28
opsional - bahwa atribut mengukur efisiensi suatu produk dan keberlanjutan.
Produk dinilai Emas, Perak atau Perunggu tergantung pada seberapa banyak
kriteria opsional mereka bertemu. Pada 2007/01/24,
Presiden George W. Bush mengeluarkan Executive Order 13423, yang
mengharuskan semua lembaga Federal Amerika Serikat untuk menggunakan EPEAT
ketika membeli sistem komputer.
c. Green Grid adalah suatu
konsorsium global yang didedikasikan untuk memajukan efisiensi energi di pusat
data dan komputasi ekosistem bisnis Didirikan pada bulan Februari 2007
oleh beberapa perusahaan kunci di industri - AMD , APC , Dell , HP , IBM , Intel , Microsoft , Rackable Systems , SprayCool , Sun Microsystems dan VMware. Green Grid telah
berkembang ke ratusan anggota, termasuk pengguna akhir dan organisasi
pemerintah, semua terfokus pada peningkatan efisiensi data center.
d. Para Green 500 daftar
tarif super komputer dengan efisiensi
energy ( megaflops / watt , mendorong fokus pada
efisiensi daripada kinerja absolut.
e. Hijau Comm Challenge adalah sebuah
organisasi yang mempromosikan pengembangan teknologi konservasi energi dan
praktek di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Green Comm
Challenge dicapai ketenaran di seluruh dunia pada tahun 2007, ketika terdaftar
sebagai salah satu penantang dalam edisi ke-33 dari Amerika Piala ,
upaya dimaksudkan untuk menunjukkan bagaimana peneliti, teknologi dan pengusaha
dari seluruh dunia dapat dibawa bersama-sama oleh visi menarik: bangunan utama
mesin energi terbarukan, Amerika yang kompetitif Piala perahu.
f. The Pemrosesan Transaksi Kinerja
Dewan (TPC) spesifikasi Energi menambah tolok ukur yang ada TPC dengan
memungkinkan untuk publikasi opsional metrik energi di samping hasil kinerja
mereka.
g. The SPEC Power
tolok ukur standar industri pertama yang mengukur konsumsi daya dalam kaitannya
dengan kinerja untuk kelas komputer server (Resty).
2.
Green Computing dan Global Warming
a)
Global Warming
Isu global
warming adalah isu yang ramai dibicarakan oleh masyarakat
dunia. Pemanasan global yang dipicu gas rumah kaca yang
membuat sinar matahari dipantulkan kembali kebumi. Akibatnya kutub utara
meleleh , suhu ekstrim, iklim yang tidak menentu, dan efek negatif lainnya.
Hal yang perlu dilakukan oleh masyarakat IT adalah melakukan
publikasi secara visual maupun audio visual untuk
mengingatkan dunia akan bahaya Global Warming. Jika mereka tidak
sadar dan segera mengubah perilaku buruk mereka terhadap lingkungan maka mereka
akan merasakan dampak dari perbuatan mereka sendiri. Bukan hanya mereka, namun
keluarga dan orang-orang yang mereka cintai pun bisa saja menjadi korban. Hal
lain yang bisa dilakukan oleh masyarakat IT adalah pemantauan dengan media
satelit terhadap aktivitas cuaca dan arah angin, serta pemantauan aktivitas
pelelehan kutub utara.
b)
Penghematan Biaya
Kegiatan green
computing sendiri, memang tidak hanya dari sekadar memberi kontribusi
untuk dapat mengurangi ancaman isu global warming maupun
kerusakan lingkungan yang ada saat ini. Namun, juga masih ada sisi lainnya.
Salah satu dampak
keuntungan terbesar lainnya dari implementasi kegiatan green
computing adalah sisi finansial. Berdasarkan penelitian di
Carbon Trust (www.carbontrust.co.uk),
sebuah komputer yang ditinggal dalam keadaan hidup (on) sepanjang hari
memiliki biaya operasional £37 tiap tahunnya. Atau nilai ini berkisar Rp676.
175, berdasarkan kurs 30 April 2008.
Lalu, bila dilakukan
penggunaan seperlunya dengan mematikan komputer sensial pada waktu malam dan
hari libur, jumlah angka akan turun menjadi sekitar £10 tiap tahunnya, atau
Rp182.750. Memang biaya ini didapatkan berdasarkan perhitungan listrik di Eropa
(terutama inggris). Namun, setidaknya bisa menjadi pertimbangan yang ada di
Indonesia dalam penggunaan komputer, agar lebih efisien (seperlunya saja).
c)
Konsumsi Daya
Konsumsi daya jadi salah
satu perhatian utama. Karena disini, cara termudah untuk mengarah kepada green
computing. Lebih dari 3o miliar kilowatt-hour (kWh) energi listrik
terbuang secara percuma karena banyak dari pengguna komputer mengnonaktifkan
komputernya ketika sedang tidak menggunakan.
Sebuah unit sistem PC
berkonfigurasi kelas menengah, rata-rata memerlukan daya hingga 200 watt tiap
jamnya. Lalu, ditambah penggunaan monitor jenis CRT, kebutuhan listrik
bertambah hingga 80 watt (berbeda bila monitor jenis LCD TFT, yang membutuhkan
listrik jauh lebih rendah).
Melihat kepada faktor
lain dari konsumsi daya yang mempengaruhi lingkungan adalah untuk hal yang saat
ini cukup gencar dikumandangkan, bahkan mungkin merupakan loncatan terbesar
lainnya setelah fokus di efisiensi penggunaan energi. Disebut carbon
footprint. Memang bukan gambaran mutlak, tapi
setidaknya akan menjadi gambar tersendiri, bagaimana begitu berpengaruhnya
penggunaan sebuah komputer dalam hal kontribusi penghasil emisi gas CO2.
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh IST (Information System & Technology)
dari UniversitasWaterloo Canada, bagian hardware, menunjukan
hasil tes dari komputer pentium 4 1.7Ghz, sebagai berikut:
·
Ketika boot, konsumsi
daya dalam satuan watt mendekati angka 110 w.
·
Ketika idle,
dengan tidak adanya power management, asupan daya mendekati 60 W.
·
Lalu ketika kondisi power
saving secara penuh, dengan tidak ada putaran harddisk dan
komputer dalam keadaan sleep mode, konsumsi daya sekitar 35 W.
Konsumsi
daya monitor, belom termasuk dalam tes ini. Juga, angka ini akan bervariasi
bergantung kepadaprocessor apa yang dipakai dan juga peripheral apa
saja yang terpasang.
Standartnya
sebuah monitor 17, mengkonsumsi daya sebesar 75 W ketika digunakan. Namun,
ketika mode power-saver aktif (monitor dalam keadaan off dengan
indikator berwarna kuning), konsumsi daya dapat diabaikan.
Intinya,
konsumsi daya listrik bervariasi tergantung pada hardware yang
digunakan/dipasang. Untuk mendapatkan detail lebih jelas dapat
mengunjungi website kalkulator untuk menghitung konsumsi PC
secara online (http://resources.mini-box.com/online/powersimulator/powersimulator.html).
Demikian beberapa
penerapan komputasi hijau dalam kehidupan sehari-hari. Sebenar nya
apabila kita sadar, masih banyak sekali bidang yang dapat menerapkan budaya
komputasi hijau ini. Sebagian dari masyarakat yang sadar akan pentingnya
melakukan penghematan konsumsi energi, sudah seharusnya kita merubah kebiasaan
lama dengan penerapan budaya Green Computing. Semoga
dengan adanya penerapan budaya tersebut, kita dapat melakukan penghematan
kosumsi energi untuk kehidupan esok yang lebih baik.
3.
Manfaat dan Penerapan metode Green
Computing
a)
Manfaat Green Computing
Pada saat ini, kemajuan informasi
dan teknologi berkembang sangat pesat di berbagai belahan
dunia. Hampir semua kegiatan manusia banyak menggunakan teknologi
informasi. Teknologi informasi ini pun menjadi sangat dibutuhkan karena
memberikan kemudahan yang ditawarkan untuk membantu kegiatan
manusia.
Namun,
tidak lepas dari semua itu, ternyata teknologi informasi yang kita gunakan bisa
merusak lingkungan bahkan generasi penerus kita (bangsa Indonesia). Maka dari
itu, kita harus memanfaatkan dan memilih produk teknologi informasi dengan baik
dan bijaksana.
Sejak tahun 1992 istilah
Green Computing sudah sangat familiar di dunia IT. Green computing merupakan
perilaku menggunakan sumber daya komputasi secara efisien, dengan cara
memaksimalkan efisiensi energi, memperpanjang masa pakai perangkat keras,
meminimalkan penggunaan kertas, dan beberapa hal teknis yang lain (GMN).
Ada
beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan apabila kita bisa menerapkan Green
Computing,yaitu:
·
Mewujudkan ramah lingkungan
·
Terhindar dari Krisis listrik berkelanjutan
·
Penghematan Kertas di Indonesia
·
Memelihara Lingkungan agar menjadi lebih baik dan
higienis
·
Memperpanjang masa pakai perangkat keras
·
Menghemat daya dan mengurangi tagihan listrik
yang ada
·
Masih banyak lagi manfaat yang kita peroleh jika
kita bisa menerapkan green computing
Adapun manfaat lain yang di
kemukakan oleh para ahli IT yang tertulis di buku mereke antara lain.
Menurut Hanle (2009, p6), Green
Computing mempunyai beberapa manfaat untuk stakeholder perusahaan
Manfaat untuk lingkungan:
1. Mengurangi emisi karbondioksida
2. Mengurangi konsumsi sumber daya
3. Menaati peraturan (di masa depan).
Manfaat untuk perusahaan:
1. Hemat beban listrik
2. Mengurangi beban operasi data
center
3. Membutuhkan lebih sedikit
hardware.
Menurut Stollenmayer (2011, p8),
manfaat Green Computing adalah sebagai berikut:
1. Pengurangan konsumsi energi
2. Pengurangan penggunaan bahan baku
3. Pengurangan penggunaan air
4. Pengurangan jumlah sampah, dan
peningkatan jumlah daur ulang
5. Pengurangan polusi.
Solusi penerapan green computing
Menurut San Murgesan – 2008, untuk
mendapatkan solusi Green Computing dapat dibagi menjadi beberapa langkah utama
yaitu:
-Green
Disposal: membuang alat elektronik dengan benar dan bila memungkinkan
menggunakan kembali komputer lama dan daur ulang produk yang sudah tidak dapat
dipakai, seperti pada komputer yang sudah rusak dapat di daur ulang untuk
dimanfaatkan bahan baku nya yang dapat di proses kembali untuk bisa digunakan
lagi.
-Green
Use: meminimalkan konsumsi dengan seefisien mungkin pada saat penggunaan
komputer dan produk-produk alat elektronik lainnya.
-Green
Manufacturing: pembuatan komputer dan peralatan terkait lainnya dengan cara
yang mereka miliki dengan efek seminimal mungkin terhadap lingkungan.
-Green
Design: merancang komputer yang energi nya dapat digunakan secara efisien
dan mengurangi dampak negatif pada lingkungan atau ramah lingkungan.
b)
Green
Computing Komputer Desktop
Untuk
mengatasi masalah yang ada pada komputer agar ramah lingkungan dan menambah
efisiensi energi dapat menggunakan cara seperti:
1. Material Komputer
Komputer desktop atau peralatan
elektronik yang telah usang biasanya di buang begitu saja tanpa cara – cara
pembuangan yang benar, hal itu menyebabkan kandungan bahan kimia yang berbahaya
mencemari lingkungan dan berdampak buruk bagi manusia. Selain di buang ternyata
alat elektronik yang digunakan termasuk komputer juga dapat menimbulkan hal
yang buruk bagi manusia, beberapa
zat yang berbahaya pada komputer
desktop adalah Timbal, PVC, Retardan, Kromium, Merkuri, Berilium,
Kadmium, Arsenic.
Material
atau bahan pembuatan komputer yang digunakan sepertinya masih banyak
menggunakan bahan campuran atau kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan
kelangsungan hidup makhluk lain dan juga alam. Peningkatan kemajuan di dunia
teknologi juga memikirkan untuk mengganti bahan berbahaya menjadi bahan yang
ramah lingkungan.
Negara
uni eropa telah mengeluarkan regulasi RoHs atau Restriction of Hazardous
Substances yang membatasi penggunaan timbal dalam komputer, jadi setiap
komputer kini di beri tanda RoHS jika bebas timbal.
Kini telah banyak produsen PC atau
laptop yang menggunakan teknologi Green Computing seperti Laptop Eco Friendly
yang diproduksi Asustek. Rangka laptop ini terbuat dari bamboo yang tersedia di
Asia dan tumbuhan ini dapat tumbuh dengan cepat. Contoh perusahaan lain adalah
MicroPro yang mengeluarkan produk yang memiliki komponen biodegradeable.
2. Energi Efisien
Solusi
lain adalah mengganti komponen - komponen yang menggunakan energi kurang
intensif, seperti PSU yang lebih efesien. Pasokan listrik komputer yang dibuat
kadang tidak dibuat untuk hemat energi melainkan mengkonsumsi banyak energi
dari yang di butuhkan maka muncul program sertifikasi 80 Plus yang memastikan
produsen PSU untuk menyatakan bahwa sistem listrik mereka hanya menggunakan
jumlah daya yang sistem butuhkan. Jadi jika komputer butuh energi 30% maka hanya
akan memasok 30% dan jika beban bertambah maka sistem secara otomatis menambah
pasokan yang diperlukan, hal ini dapat menghemat tagihan listrik. Beberapa hal
lain yang dapat dilakukan dalam menghemat energi dan memanfaatkan energi secara
efisien yaitu:
a)
Menyalakan
dan mematikan komputer atau monitor akan mengurangi masa hidup komputer dan
monitor itu tergantung dari jumlah waktu saat digunakan bukan dari jumlah nyala
dan mati secara terus menerus.
b)
Buatlah
rencana aktifitas yang menggunakan komputer jadi bisa dikerjakan sekaligus dan
bisa mematikan komputer diwaktu lain.
c)
Tidak
menyalakan printer kalau belum siap untuk melakukan print, printers menggunakan
energi walaupun dalam keadaan idle.
d)
Mengurangi
melakukan print – out kopian email kecuali dibutuhkan.
e)
Jika
butuh waktu lama menggunakan komputer maka kurangi intensitas cahayanya.
f)
Jangan
memakai screen saver, matikan monitor jika tak terpakai.
g)
Komputer
saat ini telah memiliki fitur hemat energi dan pastikan fitur dalam keadaan
hidup.
h)
Jangan
meninggalkan komputer dalam keadaan hidup di malam hari dan hari libur dan
nyalakan jika benar – benar ingin digunakan.
i)
Gunakan
metode bebas kertas untuk komunikasi seperti email dan messenger.
j)
Belilah
monitor dengan ukuran yang memang dibutuhkan, karena semakin besar monitor
semakin besar pula energi yang di perlukan.
k)
Belilah
tinta organik, tinta ini dibuat dari bahan yang dapat diperbaharui, tidak
mengandung bahan berbahaya seperti bahan kimia, dan pada banyak kasus lebih
jernih dan terang warnanya.
l)
Belilah
kertas yang dapat di lakukan daur ulang yang bebas klorin.
m)
Gunakan
alat cetak yang dapat mencetak di kedua sisi dokumen. Saat butuh cetakan
gunakan cetakan kedua sisi.
3. Virtualisasi
Virtualisasi
komputer mengacu pada abstraksi dari sumber daya komputer, seperti proses
menjalankan dua atau lebih sistem komputer pada satu set perangkat keras.
Konsep ini berasal dari sistem operasi mainframe IBM pada tahun 1960, tapi di
komersialkan untuk komputer kompatibel pada tahun 1990.
Dengan virtualisasi seorang
administrator sistem dapat menggabungkan beberapa sistem fisik ke mesin virtual
pada satu sistem tunggal, dengan
demikian mengurangi penggunaan hardware tambahan dan mengurangi konsumsi energi
serta alat pendingin. Beberapa perusahaan komersil dan terbuka untuk umum menawarkan
perangkat lunak untuk memungkinkan transisi ke komputasi virtual. Intel dan AMD
juga telah membangun tambahan virtualisasi eksklusif untuk x86 kedalam produk
CPU mereka, dalam rangka menyediakan fasilitas komputasi virtual.
Jenis - jenis virtualisasi perangkat
keras:
-Para – virtualisasi: perangkat keras
tidak disimulasikan tetapi perangkat lunak tamu berjalan dalam domain sendiri
seolah – olah dalam sistem yang berbeda. Dalam hal ini perangkat lunak tamu
perlu disesuaikan untuk dapat berjalan.
-Virtualisasi sebagian: tidak semua
aspek lingkungan disimulasikan, tidak semua perangkat lunak dapat langsung
berjalan, beberapa perlu disesuaikan untuk dapat berjalan.
-Virtualisasi penuh: hampir
menyerupai mesin asli dan mampu menjalankan perangkat lunak tanpa perlu di
ubah.
Virtualisasi perangkat keras berbeda
dengan emulasi perangkat keras. Pada emulasi sebuah perangkat keras meniru
perangkat keras lain, sedangkan pada virtualisasi perangkat keras yaitu
hypervisor meniru kerja perangkat keras tertentu atau bahkan secara
keseluruhan.
4. Daur Ulang atau Recycling
Komputer
yang sudah tidak terpakai bisa menjadi sumber yang berharga untuk bahan baku
dan sangat berbahaya dan menimbulkan racun jika tidak dilakukan dengan benar.
Perubahan teknologi yang sangat cepat, biaya yang murah untuk membeli komputer
baru, dan perencanaan masa depan yang buruk dalam pembuangan mengakibatkan
masalah yang besar di seluruh dunia. Banyak bahan yang digunakan dalam membuat
hardware komputer dapat dipulihkan dengan proses daur ulang untuk digunakan
kembali pada produksi di masa depan.
Timah,
silikon, besi, alumunium, dan berbagai plastik yang kesemuanya berjumlah besar
pada komputer dapat digunakan kembali untuk mengurangi biaya membuat komputer
baru. Selain itu, komponen sering mengandung tembaga, emas, dan bahan lain yang
cukup berharga namun didalamnya juga terkandung zat beracun seperti dioxin,
PCBs, kadmium, kromium, radioaktif, dan merkuri. Beberapa langkah dibawah dapat
diterapkan untuk mengurangi dampak pada lingkungan:
-Consumer recycling
Daur ulang jenis ini bisa menjual
komputer, menyumbangkan ke organisasi yang membutuhkan, mengirim kembali ke
produsen aslinya, atau di refurbish.
-Bussiness recycling
Organisasi bisnis mencari cara yang
efektif untuk mendaur ulang, data yang tersimpan dalam perangkat bisa berisi
data penting dan harus di hapus dengan benar sebelum di daur ulang karena sama
seperti consumer, organisasi bisnis jg dapat menjual kembali perangkat yang
tidak digunakan atau dikembalikan kepada pembuatnya.
-Sale
Cara ini digunakan jika komputer
masih layak pakai dan masih dalam keadaan normal.
-Donation
Banyak organisasi memilih untuk
menggunakan kembali komputer usang. Organisasi ini biasanya melakukan refurbish
untuk komputer yang masih bisa digunakan. Hasilnya bisa dijual sangat murah
bahkan gratis untuk sekolah, orang yang butuh, dan organisasi non – profit.
-Takeback
Metode yang dikeluarkan oleh produsen
untuk pembeli terakhir dengan memberi jaminan tanpa bayar jika produk atau
barangnya sudah sangat usang dan tidak ingin di pakai kembali.
-Exchange
Sama seperti metode takeback namun
barang yang di berikan konsumen di tukar dengan barang terbaru dengan menambah
sedikit uang.
-Scrapping
Pemisahan menjadi bagian per bagian
komponen komputer untuk diambil material yang berharga dan sisanya di hancurkan
di mesin konveyor.
5. Cloud Computing
Cloud Computing adalah penyampaian
komputasi dan kapasitas penyimpanan ( storage ). Cloud yang di maksud adalah
metafora dari internet. Cloud computing mempercayakan penyedia jasa dengan
akses data perangkat lunak pengguna dan komputasi melalui jaringan. Pengguna
dapat mengakses melalui web browser atau mobile desktop dan bahkan smart phone
untuk mengelola data yang disimpan di server yang berada di lokasi yang jauh.
-Sumber daya virtualisasi
memungkinkan terjadinya efisiensi energi dan sumber daya.
-Otomasi perangkat lunak konsolidasi
memaksimalkan pemanfaatan untuk mendorong efisiensi.
-Pay per use mendorong perilaku yang
lebih efisien dalam siklus hidup manajemen pengguna. Pengguna jadi terfokus
mengkonsumsi apa yang mereka butuhkan dan tidak lebih.
-Multitenancy memberikan efisiensi
skala manfaat untuk organisasi dan unit bisnis. Multitenancy memungkinkan organisasi
yang berbeda atau banyak unit bisnis yang berbeda dalam organisasi yang sama
untuk mendapatkan keuntungan dari infrastruktur berbasis awan.
c)
Metode Green Computing pada Software
a. Pemanfaatan
teknologi virtualisasi.
Teknologi
virtualisasi merupakan software yang mampu melakukan
penggabungan beberapa sistemCPU fisik ke dalam satu bentuk Virtual
Machine yang jauh lebih handal. Tentunya hal ini dapat mengurangi
jumlahhardware maupun konsumsi energi listrik yang digunakan.
Disamping itu, virtualisasi tentunya mengurangi energi panas yang timbul akibat
banyaknya hardware yang terpasang.
b. Menerapkan software
engineering dengan benar.
Dalam software
engineering terdapat banyak metode-metode pengembangan software maupunBusiness
Process Management (BPM). Perancangan bisnis proses, pemilihan bahasa
pemrograman dan penulisan kode / algoritma (function)
jelas sangat mempengaruhi kinerja prosesor dan memori. Semakin tidak efisien
dalam perancangan dan desain, semakin banyak proses yang dilakukan.
Semakin banyak proses berarti memakanresource yang banyak dari
memori dan kinerja prosesor. Sehingga, prosesor dan memori mengeluarkan energi
panas yang besar. Konsekuensinya, pendinginan terhadap prosesor dan memori yang
membutuhkan energi listrik yang tidak sedikit.
c. Efisiensi algoritma.
Berdampak
pada jumlah sumber daya komputer yang dibutuhkan untuk setiap fungsi komputasi
tertentu dan ada banyak efisiensi trade-off dalam program
tertulis. Seperti komputer telah menjadi lebih banyak dan biaya perangkat keras
telah menurun relatif terhadap biaya energi, efisiensi energi dan dampak
lingkungan dari sistem komputasi dan program telah menerima peningkatan
perhatian. Sebuah studi oleh Alex Wissner-Gross, seorang ahli fisika di Harvard
, memperkirakan bahwa pencarian Google rata-rata maenghasilkan 7 gram karbon
dioksida (CO₂). Namun, Google
menyengketakan angka ini, dengan alasan bukan bahwa pencarian biasa hanya
menghasilkan 0,2 gram CO2.
d)
Green Computing di
Lingkungan Kerja
Ada
tiga jenis solusi:
1. Skype,
solusi voip (dengan Asterisk)
2. Solusi
IM (instant messaging)
3. Solusi unified
communication (voip + IM)
Keuntungan:
1. Konvergensi
data dan suara dalam 1 jaringan berbasis IP
2. Hemat
biaya maintenance
3. Hemat
biaya operasional
4. Hemat
biaya energi
5. Hemat
space ruang kerja
6. Hemat
biaya transportasi
7. Penghematan
kertas
8. Hemat
daya dan mengurangi tagihan listrik
Kerugian:
1. Apabila server induk
bermasalah, semua sistem virtual machine didalamnya tidak bisa
digunakan.
2. Virtualisasi membutuhkan
spesifikasi server yang lebih tinggi.
3. Penempatan semua server
dalam satu komputer akan menjadikannya sebagai target serangan.
e)
Green Computing dari
Diri Sendiri
1. Tidak
harus selalu membeli komputer baru, gunakan: komputer sewaan, bekas/refurbished,
atau komputer lama yang masih dapat di-upgrade.
2. Selalu
mencari solusi software terlebih dahulu.
3. Teliti
dalam membeli perangkat, pastikan lulus uji hemat energi dan lingkungan.
4. Gunakan
layar monitor sesuai dengan kebutuhan.
5. Gunakan
monitor LCD daripada CRT, karena lebih hemat
energi.
6. Hindari
mencetak e-mail atau dokumen elektronik.
7. Gunakan e-mail untuk
menggantikan fax dan sirkulasi dokumen.
8. Cetak
dokumen yang tidak terlalu penting bolak-balik.
9. Gunakan
kertas daur ulang untuk mencetak.
10. Perkecil
ukuran font dan spasi.
11. Gunakan
printer inkjet daripada laser jet.
12. Matikan
komputer/alat-alat lain yang tidak bekerja pada malam hari maupun akhir minggu.
13. Gunakan remote admin
ke server daripada menggunakan monitor.
14. Optimalisasi
penggunaan komputer, minimalkan penggunaan komputer untuk hal-hal yang tidak
penting.
4.
Contoh Bussiness Green Computing
a) Google
Google’s
secure data centers adalah energi paling efisien di dunia. Setiap tahun Google
menghemat jutaan dolar untuk biaya energi dan menggunakan renewable energy.
Google
telah berinovasi menggunakan setengah energi dibanding pusat data yang biasanya
hal ini mendorong efisiensi dan konsumsi energi dari peralatannya dengan
membangun gedung fasilitasnya sendiri yang secara signifikan mengurangi
penggunaan energi yang di butuhkan untuk mendinginkan server dan mengurangi
energi yang terbuang saat pendistribusian tenaga keseluruh pusat data, hasilnya
Google memiliki pusat data paling efisien di dunia yang hanya menggunakan
kurang dari 0.01% listrik global. Dan ada 5 langkah hemat energi yang
diterapkan oleh Google :
-Meminimalkan listrik yang digunakan
server
-Mengurangi energi yang di gunakan
oleh fasilitas pusat data
-Hemat air bersih yang berharga
dengan menggunakan air daur ulang.
-Menggunakan kembali atau mendaur
ulang semua peralatan elektronik yang tidak di pakai di pusat data.
b) Apple, Inc.
Perusahaan
yang terletak di daerah Silicon Valley, Cupertino, California yang bergerak di
bidang teknologi komputer. Apple membantu revolusi komputer pribadi di tahun
1970 – an dengan produk Apple II dan memajukannya sejak tahun 1980 – an hinggga
sekarang. Saat ini perusahaan Apple telah peduli terhadap komputasi ramah
lingkungan dengan cara menerapkan:
-Desain produk perusahaan ini dibuat
setipis mungkin dan desain – desain dari apple menggunakan bahan baku yang
dapat di daur ulang. Contohnya iMac yang berukuran 20 inci yang terbuat dari
kaca dan alumunium yang mudah di daur ulang dan sangat hemat energi karena
hanya mengkonsumsi listrik setara dengan bola lampu standar.
-Efisiensi energi yang dilakukan
Apple dengan menciptakan perangkat keras yang berisi fitur Energy saver pada
Mac Os X yang membuat pemakai dapat mengelola konsumsi daya komputer yang
digunakan.
-Material berbahaya yang digunakan
dalam memproduksi di batasi atau dihilangkan seperti tidak lagi menggunakan
unsure bromin dan klorin serta pada produk MacBook tidak terdapat lagi PVC,
tampilan tanpa merkuri yaitu LED, dan kaca bebas dari arsenik.
-Membuat produk nya mudah di daur
ulang dan memberikan penawaran pengambilan kembali produk Apple yang tidak
terpakai oleh konsumen dan bisnis agar dapat dibuang dengan aman.
No comments:
Post a Comment